Rabu, 28 September 2011

INSTALASI WIRELESS LAN

Protokol WLAN
Berikut ini adalah beberapa protokol yang biasa diguakan pada WLAN :
802.11b
Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekuensi 2.4 Ghz, maksimum bandwidth yang biasa dicapai adalah 11 Mbps. Protokol ini kompatibel dengan tipe 802.11g
802.11a
Digunakan mulai akhir tahun 2001 dengan menggunakan frekuensi 5 Ghz, maksimum bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54 Mbps
802.11g
Digunakan pada pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan frekuensi 2.4 Ghz. maksimum bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54 Mbps  

802.11a/g
Tipe protokol ini mulai diperkenalkan pada pertengahan 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4 Ghz dan 5 Ghz, maksimum bandwidth yang bisa dicapai adalah 54 Mbps.
Disamping itu, ada juga standar tipe 802.11e yang mempunyai kelebihan pada sistem keamanannya dan tipe 802.11n yang bisa mencapai kecepatan 100-320 Mbps. Jarak yang bisa dicapai dengan WLAN biasanya bisa sampai puluhan meter (indoor) dan sampai ratusan meter atau beberapa kilometer (outdoor) tergantung dari jenis, merek, daya, penguat dan antena yang digunakan

Setup Pada Access Point
Dalam proses instalasi jaringan wireless, salah satu perangkat terpenting  yang harus dipasang adalah access point. Access point yang beredar dewasa ini umumnya sangat mudah untuk di install baik secara hardware maupun software.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan atau menyalakan access point yang akan digunakan. Dari sisi hardware, prosesnya adalah sebagai berikut :
ØPertama hubungkan adaptor ke listrik dan ujungnya yang lain dipasang pada access point.
ØIdealnya posisi access point  terletak ditengahtengahkomputer client dalam jaringan wireless
ØUntuk access point yang memiliki detachable maka antena pada access point harus dipasang.
ØBiasanya access point langsung bekerja dengan memulai inisialisasi sistem yang ditandakan dengan berkedipnya lampu indikator pada access point.
ØLampu-lampu indikator biasanya diberikan untuk power, port link.
ØUntuk proses instalasi pada access point hubungkan langsung PC yang akan mengendalikan proses instalasi
Tips dan trik seputar Wireless LAN
1.Untuk memperluas jangkauan wireless kita dapat mengganti antena standar dengan antena yang memiliki kemampuan yang lebih baik.
2.Untuk sistem keamanan jaringan yang handal tanpa mengurangi kinerja access point, dapat menggunakan fitur SSID dan MAC address filter saja.
 
3.Agar kualitas koneksi dan kecepatan transfer pada kondisi optimal, sebaiknya posisikan access point ditengah- tengah client yang terhubung didalam jaringan
4.Usahakan agar memilih channel pada access point yang tidak berdekatan dengan channel yang digunakan pada access point lain yang berdekatan dengan jaringan kita
5.Untuk berbagi pakai akses internet, gunakan access point yang memiliki fitur router terintegrasi untuk menghemat biaya pemakaian koneksi internet

 


WIRELESS LAN

Teknologi wireless adalah salah satu pilihan yang tepat untuk menggantikan teknologi jaringan yang terdiri dari banyak kabel dan sebuah solusi akibat jarak antar jaringan yang tidak mungkin dihubungkan melalui kabel. Wireless memang tidak bisa menggantikan kabel yang ada dimuka bumi ini seperti kabel untuk listrik ( tidak ada wireless power atau wireless PLN) namum kegunaan dari wireless sudah tidak bisa diragukan.
Teknologi wireless sangat cocok dan banyak digunakan untuk mengantikan kabel-kabel mouse, kabel jaringan LAN dan bahkan kabel WAN yang sebelumnya membutuhkan jaringan dari telkom. Teknologi yang digunakan untuk masing-masing kebutuhanpun berbeda-beda sesuai dengan jarak tempuh yang mampu ditanganinya.

STANDARISASI WIRELESS
Untuk apa harus repot-repot dengan standarisasi ?
Untuk sebuah teknologi yang bersifat massal, sebuah standarisasi sangatlah dibutuhkan. Standarisasi akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya adalah :

Pertama, pembuat hardware yang berbeda bisa saling bekerja sama.
Kedua, pembuat hardware tambahan bisa membuat peralatan yang berlaku untuk semua peralatan berdasarkan informasi dari standarisasi yang telah baku.
Ketiga, penghematan dan perkembangan teknologi yang jauh lebih cepat.

WIRELESS MODUS AD-HOC
Pada saat mendengar jaringan wireless, yang ada dikepala kita adalah jaringan antar komputer yang dijembatani oleh sebuah peralatan yang namanya Access Point atau Wireless Access Point (AP/WAP).
Jaringan Ad-Hoc digunakan untuk menggantikan kabel UTP yang dicross, selain lebih fleksibel, bentuk jaringan ini juga mampu menghubungkan beberapa komputer secara bersamaan, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh kabel cross UTP.
Bentuk jaringan wireless yang paling sederhana adalah jaringan ad-hoc yang juga dinamakan sebagai jaringan peer to peer dan kadang – kadang dinamakan IBSS ( Independent Basic Service Set )

Bagaimana Jaringan Ad-Hoc Bekerja
Komputer yang disetting dengan modus Ad-Hoc bekerja dengan cara yang unik karena setiap komputer bisa menjadi “Bos”. Pada saat komputer dihidupkan, ia akan mencari keberadaan komputer lain yang mempunyai nama jaringan yang sama.
Didalam jaringan wireless, Anda mengenal konsep yang hampir sama dengan nama workgroup namun dengan istilah yang berbeda yaitu SSID ( Service Set Identifier). Komputer –komputer yang terhubung ke dalam jaringan wireless Ad-Hoc, harus mempunyai SSID yang sama.
Komputer pertama yang dihidupkan pada jaringan Ad-Hoc, akan mengirimkan paket yang dinamakan sebagai beacon. Beacon merupakan paket yang berisi informasi SSID

SUBNETTING

Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut  subnet (subnetwork).
Subnet mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk  :
vMembedakan antara network ID dan host ID
vMenunjukkan letak suatu host , apakah host tersebut berada pada jaringan luar atau jaringan local.
Tujuan subnetting :
lUntuk mempercepat pengiriman data
lMemudahkan pengaturan / management alamat
lMembagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
lMenempatkan suatu host, apakah berada dalam suatu jaringan atau tidak
lPenggunaan IP address yang lebih efisien.
Perhitungan Subnetting :
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar diempat masalah :
1.Jumlah subnet (2x, x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask)
2.Jumlah host per subnet (2y-2, y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
    oktet terakhir kelas C, 2 oktet terakhir kelas B dan 3 oktet terakhir kelas A)
3.Blok Subnet (256 – nilai oktet terakhir subnetmask)
4.Alamat host-broadcast  
Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting
 
dengan konsep CIDR (Classless Inter-DomainRouitng)


Subnet Mask
Nilai CIDR
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.255.240.0
/20
255.192.0.0
/10
255.255.248.0
/21
255.224.0.0
/11
255.255.252.0
/22
255.240.0.0
/12
255.255.254.0
/23
255.248.0.0
/13
255.255.255.0
/24
255.252.0.0
/14
255.255.255.128
/25
255.254.0.0
/15
255.255.255.192
/26
255.255.0.0
/16
255.255.255.224
/27
255.255.128.0
/17
255.255.255.240
/28
255.255.192.0
/18
255.255.255.248
/29
255.255.224.0
/19
255.255.255.252
/30
 Contoh subnetting pada IP address

IP Address Kelas C
Tentukan subnetting pada Network Address 192.168.1.0/26
Jawab :
Tentukan oktet terakhir dengan terlebih dahulu menentukan jumlah binari 1 atau 0
26 - 24 (netwok ID kelas C) = 2 (jumlah binari 1)
32 bit – 26 = 6 (jumlah binari 0)
Sehingga dituliskan seperti
11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192)
1.Jumlah subnet = 2x, 22 = 4 subnet
2.Jumlah Host per Subnet = 2y-2, 214-2 = 16.382 host
3.Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir) = 64 (0,64,128,192)
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16.255.255

Dasar-Dasar TCP/IP


1. IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai 4 kelompok angka desimal dimana masing-masing kelompok terdiri atas 8 bit yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.168.0.1
Network ID
Host ID
192
168
0
1





IP Address terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID, dimana network id menentukanalamat jaringan komputer, sedangkan host id menentukan alamat host (komputer), oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan dimana host itu berada

2. Kelas-Kelas IP Address
IP Address juga dibagi kedalam kelas-kelas,nilai –nilai pada 4 bit pertama dari sebuah IP Address menunjukkan kelasnya.  Jumlah IP Address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255. atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini di tujukan untuk mempermudah alokasi kelas IP Address, baik untuk jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network ( net ID) dan bagian Host ( host ID) Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi,seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki network ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/Network Number, sedangkan sisanya untuk host
Garis pemisah antara bagian network dengan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP Address dibagi kedalam 3 kelas, yaitu kelas A, Kelas B, dan Kelas C. perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contoh IP Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar.
Perangkat lunak internet protokol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
IP Address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Range IP 1 – 126, terdapat 16.777.214 ( 16 juta) IP Address pada tiap kelas A. Pada IP Address kelas A Network ID ialah 8 bit pertama sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya.
Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A, mislanya : 113.46.5.6 ialah :
Network ID = 113
Host ID           = 46.5.6
IP addres diatas berarti host nomor 46.5.6 pada Network nomor 113.

IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar, pada IP address kelas B, Network ID ialah 16 bit pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya dengan demikian, cara membaca IP address kelas B, misalnya 132.92.121.1 :
Network ID = 132.92
Host ID = 121.1
IP address diatas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92.    
Dengan host ID 16 bit, network dengan IP address kelas B dapat menampung sekitar 65000 host, range IP 128 – 191
IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (LAN). Host ID ialah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini, biasanya dibentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 IP address. Range IP 192-223
Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan Host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan
   Network ID tidak boleh sama dengan 127 è Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
v    Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 è Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast .ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan
v    Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 0 è IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.
v  Host ID harus unik dalam suatu network è dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama
Cara merubah IP Address Biner Ke Desimal
Bit yang diset 0 selalu memiliki nilai nol, sedangkan bit yang diset 1 dapat diubah kenilai desimal sesuai dengan letaknya didalam barisan oktet.
Contoh konversi bit dari kode biner ke nilai desimal
1
1
1
1
1
1
1
1
128
64
32
16
8
4
2
1

Contoh
IP Address :
192.168.0.1 mempunyai nilai biner 1100000.10101000.00000000.00000001

PENGUJIAN KONEKTIFITAS JARINGAN
Pengujian atau pengetesan jaringan dilakukan untuk mengetahui apakah komputer yang kita konektifitaskan telah berhasil masuk dalam sistem jaringan yang dituju
Pengujian dapat pula dilakukan dengan menggunakan Ms Dos untuk melihat konfigurasi pada TCP/IP.
Pada windows Ms Dos ketikkan C:>IPCONFIG  (IP Configuration)


IPCONFIG (IP Configuration) memberikan informasi hanya pengalamatan TCP/IP pada konputer tersebut saja. Dari gambar tersebut bahwa komputer tersebut memiliki nomor IP Addres adalah  10.1.1.7 dan Subnet Masknya adalah 255.255.255.0
Dari tampilan IPCONFIG secara keseluruhan (all) dapat diperoleh informasi bahwa :
Ø   Host Name (Nama Komputer) adalah Komp_7
Ø   Diskripsi Kartu jaringannya adalah menggunakan Realtek RTL8029(AS)
    jenis Eternet Adapter.
Ø   Physical Adapter adalah 00-02-44-27-25-73   
Ø   IP Addres adalah  10.1.1.7
Ø   Subnet Masknya adalah 255.255.255.0
Untuk mendeteksi apakah hubungan komputer dengan jaringan sudah berjalan dengan baik maka dilakukan utilitas ping. Utilitas Ping digunakan untuk mengetahui konektifitas yang terjadi dengan nomor IP address yang kita hubungi
Perintah ping  untuk IP Address 10.1.1.1, jika kita lihat ada respon pesan Replay from No IP Address 10.1.1.1 berarti IP tersebut memberikan balasan atas perintah ping yang kita berikan. Diperoleh Informasi berapa kapasitas pengiriman dengan waktu berapa lama memberikan tanda bahwa perintah untuk menghubungkan ke  IP Address telah berjalan dengan baik, seperti gambar berikut:


Apabila alamat yang dihubungi tidak aktif atau tidak ada maka akan ditampilkan data Request Time Out (IP Address tidak dikenal). Seperti pada gambar berikut:
 
Berarti komputer tersebut tidak dikenal dalam sistem jaringan, atau sedang tidak aktif.
Setelah melakukan pengujian pada sistem jaringan setiap komputer telah dapat terhubung dengan baik. Sistem jaringan tersebut dapat digunakan untuk sharing data ataupun printer, modem (Internet) dan sebagainya. Sharing dimaksudkan untuk membuka jalan untuk komputer client lain mengakses atau menggunakan fasilitas yang kita miliki.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan  lalu klik sharing